ASSALAMU'ALAYKUM. SILAHKAN SURFING DI BLOG SAYA. SEMOGA BERKENAN! ^_^

Kamis, 20 Januari 2011

YAKIN ITU DARI SINI

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Terkadang kita sering sekali termotivasi dengan sebuah kalimat, artikel, ataupun buku yang kita baca. Perasaan membuncah ketika menemukan sesuatu yang sesuai dengan kondisi atau hal yang sedang terjadi pada diri kita. Ditambah lagi adanya teori-teori dari para pakar terdahulu maupun terbaru. Subhanallah.

Tapi, apakah kita pernah merasakan ketika teori-teori tersebut tidak mudah untuk dipraktekkan? Apakah kita menemui berbagai macam keraguan ketika menerapkannya di lapangan? Ataukah keringat dingin yang kita rasakan saat mencobanya? Semua itu adalah hal yang lazim dialami oleh manusia saat berada dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal tersebut bisa terjadi saat sebuah teori akan kita coba dalam keadaan formal seperti saat menjadi MC , pemateri, pemimpin ataupun juga dalam keadaan informal seperti berkenalan dengan orang baru dan sebagainya.

Salah satu analisa yang bisa dijadikan bahan pertimbangan adalah segala hal tersebut kemungkinan terjadi karena kurangnya pengalaman kita di lapangan. Memang, tidak sedikit orang yang membaca artikel dan akhirnya termotivasi namun belum berhasil saat ia menerapkannya. Tapi tidak sedikit pula orang yang mampu melakukannya dengan baik tanpa pernah mengetahui teori-teori yang ada. Hanya Allah yang tahu berapa jumlah manusia yang berhasil tanpa pernah tahu teori –teori yang kita dapat baik di jenjang pendidikan maupun dalam forum-forum lainnya.

Pepatah yang sering kita dengar, “bisa karena biasa”, tak boleh diremehkan. Itu adalah salah satu pepatah yang harus kita renungkan dalam hati dengan kesungguhan. Pada pepatah tersebut terdapat sebuah pendidikan mental yang bisa kita ambil. Keterbiasaan kita pada sesuatu menjadikan sesuatu tersebut menjadi hal biasa untuk dilakukan bagi kita. Tinggal kita yang memilih, apakah kita akan membiasakan pada hal yang baik atau hal yang buruk. Perlu kita ketahui bahwa jika sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan, maka tidak mudah untuk mengubahnya.

Dengan terbiasanya kita melakukan suatu hal, maka kita akan memperoleh keyakinan yang akan memandu diri kita untuk melaksanakannya dengan “mudah”. Hasil yang baik pun cenderung kita peroleh karena kita telah meminimalisir kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan. Hal yang mungkin sulit dilakukan dan membutuhkan waktu bagi orang-orang yang baru pertama kali melakukannya. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa salah satu penyebab timbulnya keyakinan pada diri seseorang adalah ia telah terbiasa melakukan hal tersebut.

Di sisi lain, tidak sedikit pula orang yang bisa melakukan banyak hal pada kesempatan pertamanya dengan baik. Ia berhasil mengungguli lawan-lawannya ataupun rasa takut yang ia hadapi. Keberhasilannya menghasilkan decah kagum orang-orang yang mengiringinya karena ia mampu mengalahkan rasa takut ataupun orang-orang yang berpengalaman. Rahasianya adalah ia yakin dengan kemampuan dirinya. Namun, hati-hati dengan keyakinan seperti ini. Jika keyakinan itu jauh meninggalkan keyakinannya pada Allah SWT, maka ia telah takabur dengan-Nya. Na’udzubillah.

Kita dilahirkan di muka bumi ini di perintahkan untuk selalu patuh dan taat kepada Allah SWT. Patuh dan taat tidak lahir begitu saja karena ia adalah kebiasaan yang telah dilatih oleh niat yang lurus dan tindakan nyata yang teratur. Selain itu, ilmu pengetahuan teoritis yang dimiliki pun akan sangat menunjang kekuatan keyakinan kita dalam menghadapi berbagai macam hal yang terjadi.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pengalaman di lapangan dalam mengerjakan berbagai macam hal dan didukung pengetahuan teoritis yang dimiliki, seseorang akan mampu meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Kesalahan yang dimaksud bisa berupa keraguan yang timbul, perhitungan yang dilakukan, dan sebagainya. Selain itu, pondasi dasar yang utama harus kita miliki dibandingkan pengalaman maupun pengetahuan adalah keyakinan kita pada Allah SWT. Kita harus yakin bahwa segala hal akan terjadi hanya atas izin-Nya. Jangan pernah membatasi pikiran kita dengan pemikiran kita yang terbatas. Tapi, batasilah pemikiran kita dengan keyakinan pada Allah yang mengatur segala hal di muka bumi ini. Semoga kita menjadi orang yang optimis dalam menghadapi hidup karena keyakinan kita pada Allah Sang Pencipta Alam Semesta.

Wallahua’lam

0 komentar: